Wednesday, May 23, 2007

Blog FPI Online: Teror Terselubung Blog FPI Palsu (1)

Front Pembela Islam (FPI) tampaknya mulai menyadari peran weblog sebagai media yang efektif untuk memuluskan perjuangannya menegakkan syariat Islam di Indonesia. Barangkali, oleh karena itulah mereka membuat blog http://fpi-online.blogspot.com. Blog ini berisi berita seputar kegiatan FPI yang sebelumnya pernah dimuat di media lokal maupun mancanegara.

Tapi sebentar dulu, benarkah blog http://fpi-online.blogspot.com dibuat oleh anggota FPI atau simpatisannya. Bisa jadi malah sebaliknya, blog itu dibuat oleh oknum yang tidak senang terhadap FPI. Siapa tahu blog itu justru diniatkan untuk menyebarkan black campaign, untuk menjatuhkan nama FPI. Who knows?

Untuk mengetahui apakah blog FPI Online dibuat untuk mendukung aktivitas FPI atau malah sebaliknya, dibuat untuk menyebarkan black campaign, misalnya, simak penuturan beberapa sumber berikut ini.

“Saya tidak tahu pasti blog itu benar-benar milik FPI. Kesan yang saya dapatkan setelah berkunjung ke sana adalah, blog ini justru dibikin untuk memperolok FPI. Dari kalimat deskripsinya, sidebarnya, foto-fotonya, terlebih lagi footernya (arabia - apa pula itu?!) semuanya terkesan menjelek-jelekkan FPI. Mirip Roy Suryo Watch,” tulis Ikram Putra di milis jurnalisme-sastrawi.

Roy Suryo Watch yang dimaksudkan adalah sebuah situs yang dibuat untuk menyanggah komentar-komentar Roy Suryo, sang pakar telematika, di beberapa media massa. Situs tersebut saat ini sudah tak bisa diakses lagi. Namun, perjalanan polemik yang berlangsung dua tahun lalu itu bisa disimak diblog Priyadi.

“Dan itu pun tidak perlu diherankan. Tidakkah kita sudah sering dengar black campaign?,” tambah Ikram.

Menurut Ikram, Black campaign adalah kampanye menjelek-jelekkan, memperolok, yang dilakukan orang tanpa identitas jelas. Bisa anonim, atau bisa pula pseudonym. Ia berbeda dengan negative campaign, yakni kegiatan kampanye dengan menunjukkan kekurangan lawan. Dilakukan dengan terbuka atau ada pihak pembuat yang jelas. Dan menurutnya hal ini wajar-wajar saja.

Menurut Ook Nugroho, seperti yang ditulis dalam blognya (http://ruang-samping.blogspot.com), blog FPI online tampaknya sengaja didesain untuk bisa interaktif. Pengelola menyediakan shoutbox yang isinya justru lebih banyak memuat kecaman. Situs itu juga dilengkapi tool sitemeter, terdaftar di technorati, dan juga dilengkapi pernak-pernik yang sekarang sedang popular, yakni mybloglog.

"Ah, kalau saja jalan ngeblog ini bisa lebih menjadi prioritas mereka ketimbang model rame-rame yang nakutin orang dengan topeng ala ninja dan pedang samurai bikinan Tanah Abang, kita—maksudnya saya—pasti bisa lebih respek pada “perjuangan” mereka, betapa pun jauh dan berbedanya garis perjuangan kami," tulis Ook di blognya.

Karakteristik blog FPI online yang didesain interaktif, seperti dikemukakan oleh Ook mengundang beberapa pertanyaan. Benarkah jika blog itu dikelola oleh anggota maupun simpatisan FPI, pengelola blog akan membiarkan setiap orang bisa mengirim komentar di setiap tulisan tanpa ada moderasi. Apakah pengelola tidak khawatir akan adanya komentar spam, atau bahkan hujatan dari oknum yang tidak senang terhadap FPI. Apakah benar, jika blog itu dikelola oleh anggota ataupun simpatisan FPI, pengelola blog akan merelakan blognya diisi komentar yang bernada mengejek, bahkan cacian terpampang di kotak pesan dan tidak menghapusnya?

Satu hal lagi yang barangkali sulit untuk dipercaya, di blog FPI ini dipasang Google Adsense, sebuah layanan iklan berbayar yang berkantor pusat di Amerika Serikat. Bukankah FPI yang dikenal oleh masyarakat luas anti terhadap segala produk yang berbau Barat, produk AS dan sekutunya. Apakah FPI hendak menggunakan dana kompensasi yang didapat dari Google Adsense untuk kegiatan jihad mereka?

Selain yang sudah disampaikan, masih ada kejanggalan-kejanggalan lain dari blog FPI itu. Pada halaman sidebar dicantumkan beberapa link yang “haram” dibuka. Bukankah ini hal yang aneh. Logikanya, jika pengelola blog FPI melarang link itu untuk dibuka, mengapa dicantumkan? Ada juga himbauan untuk tidak mengisi petisi anti FPI, namun linknya dipasang di sidebar. “Berani mengisi, masuk neraka,” bunyi ancamannya. Kedengarannya, kalimat ini lebih mirip “ejekan” ketimbang “larangan”, bukan?

Untuk melacak status kepemilikan blog FPI itu, saya mengajukan beberapa pertanyaan kepada pengelola blog via email yang saya dapatkan dari halaman profil. Mulanya saya mengusulkan untuk mewawancarainya via Yahoo Messenger (YM). Namun pengelola mengaku tidak memiliki YM. “Lewat email saja ya? Ana tidak punya ym..” jawabnya singkat.

“Ana bukan anggota FPI, hanya simpatisan sahaja. Blog ini ana dedikasikan untuk FPI yang berjuang untuk menegakkan Syariat Islam di Indonesia seperti halnya ana dan sohib-sohib ana yang tersebar dimana-mana. Jadi semacam 'un-official weblog' FPI.Ana sendiri dengar selentingan kabar kalau FPI akan membuat situs sendiri, dalam bentuk website,” jawabnya menanggapi pertanyaan yang saya kirim ke emailnya, indonebia@yahoo.com.

Soal dugaan adanya black campaign dari blog FPI itu, pengelola tak menolak, pun tak mengiyakannya. Menurutnya ia sekadar mengumpulkan informasi tentang kegiatan FPI. Tujuannya, agar orang yang ingin mencari info tentang FPI di internet lebih mudah.

“Biarkan siapa sahaja bisa berkomentar, karena media massa sendiri sering menjelek-jelekkan FPI. Pernak-pernik di weblog kami hanya sekadar penghias belaka, tak kurang tak lebih. Sekali lagi, ini sifatnya temporer sahaja,” jawabnya. Bersambung...

No comments:

Ingin blog anda dikunjungi, isi formulir ini:

Name
E-mail
Subject
Message